This is a life like no other – Come on get ready for a ride – part 1

Akhirnya setelah sekian lama (lebih dari setengah taun) hiatus, saya berhasil menulis lagi.. Jika biasanya saya menulis berdasarkan kronologi, khusus untuk saat ini saya akan menceritakan pengalaman yang (lumayan) terbaru, mumpung masih segar dalam ingatan *padahal udah mau lupa nih*.

Seperti yang mungkin sudah kita ketahui bersama, saya akhirnya menetap di Singapura, sebuah negara kecil yang berada dekat dengan Indonesia. Saking kecilnya, saya membayangkan jika Indonesia berperang melawan Singapura, cukup mengirimkan semua penduduknya dengan pesawat dan pipis di atas Singapura. 250 juta penduduk pasti lebih dari cukup untuk menenggelamkan negara imut ini.

Lokasinya yang berdekatan dengan Indonesia (hanya selemparan kolor) menjadikan Singapura sebagai salah satu negara yang paling sering dikunjungi oleh orang Indonesia. Begitu banyaknya orang Indonesia disini, saya nggak merasa sedang tinggal di luar negeri. Hampir dimana-mana, saya bisa mendengarkan orang-orang bercakap-cakap dengan bahasa Indonesia. Jadi kurang asik kayaknya, tidak seperti di Jepang.

Tapi satu hal yang menyenangkan adalah hampir tiap bulan pasti ada saja teman-teman yang mampir ke Singapura. Dan itu menyenangkan. Selama setaun saya disini, dari teman-teman sekolah, teman satu geng, cinta pertama, cinta terakhir, hingga teman-teman blog selalu datang silih berganti. Misalnya Mei Mei, sakuralady, hingga Uchie, Haiqa, dan Sakurablue. Semua saya temui saat berkunjung kemari.

Berbeda dengan saat saya di Jepang. Kayaknya nggak ada satupun yang mau berkunjung. Sebenarnya sih pasti mau, hanya saja biaya tiketnya itu yang pasti bikin migrain.

Bulan Juni yang lalu, saya menerima email dari Uchie. Selain mengingatkan saya (berkali-kali) untuk menulis lagi, Uchie juga mengabarkan kalo dia, Haiqa, dan Sakurablue akan berkunjung ke Singapura selama tiga hari, dari tanggal 5 hingga 8 Juni.

Uchie juga mengirimkan daftar itinerary atau skedul tempat-tempat yang ingin dikunjungi. Daftar ini termasuk lengkap. Tercantum lokasi, jam buka-tutup, kapan waktu untuk berkunjung, dan transportasi untuk menuju lokasi. Saya sampai terkagum-kagum. Sungguh terstruktur. Semua lokasi yang tercantum disana tidak ada satupun yang pernah saya kunjungi :p. Saya jadi tidak sabar untuk segera bertemu dengan mereka. Kamipun janjian untuk bertemu di Changi Airport.

Hingga akhirnya hari yang dinanti pun tiba. Hari Minggu siang, saya meluncur ke Changi Airport untuk menjemput 3 Charlie’s Angels. Charlie nya sudah pasti saya dong :p. Setelah menunggu bis cukup lama ditambah satu jam perjalanan, tibalah saya di airport sekitar pukul tiga sore. Agak terlambat, tapi untunglah mereka juga baru saja selesai dengan urusan imigrasi.

Saya belum pernah bertemu mereka secara langsung, tapi saya yakin mereka pasti akan bisa mengenali wajah saya yang tampan ini *ya, saya pede :p*, karena Uchie dan Sakurablue pasti sering melihat saya di Facebook. Jadi kita nggak perlu janjian mengenakan baju merah atau bawa bendera Indonesia, misalnya. Dan benar saja, tidak sulit bagi mereka untuk mengenali saya dan begitu juga sebaliknya.

Setelah saling menyapa dan berhaha-hihi, kamipun langsung menuju ke hostel tempat mereka menginap. Perjalanan dari airport menuju hostel di daerah Chinatown membutuhkan waktu sekitar satu jam menggunakan MRT, dan kami semua belum makan siang. Perjalanan itu sepertinya menjadi perjalanan terlama bagi kami.

Tapi segala sesuatu pasti ada akhirnya. Tibalah kami di stasiun Chinatown. Kami pun berjalan kaki menuju Pillows & Toast yang lokasi nya sangat dekat dengan stasiun. Bagi para travellers dan backpackers, hostel ini layak dipertimbangkan. Selain lokasi nya yg strategis, hostel ini juga bersih dan cozy. Jauh dari bayangan saya tentang hostel untuk backpackers. Fasilitas nya termasuk lengkap, dimana tersedia jaringan wifi di seluruh area hostel dan juga netbook yang disediakan di ruang internet.

Hari pertama

Setelah meletakkan barang bawaan dan beristirahat sejenak, kami segera menuju Chinatown untuk makan siang. Akhirnya kami memutuskan untuk makan di sebuah rumah makan seafood dan memesan Chilli Crab, salah satu makanan yang harus dan kudu dicoba jika ke Singapura, dan ditemani dengan beberapa lauk lain.

Selama makan berlangsung, tidak lupa diselingi dengan haha hihi dan keseruan khas Indonesia. Pokoknya seru deh. Makan siang kali itu sungguh nikmat dan menyenangkan.

Setelah selesai makan siang —tapi mereka bertiga menganggap sebagai makan malam, karena sudah pukul 5 sore—, kami menuju Chinatown Heritage Centre yang ternyata eh ternyata lokasi nya ada di seberang restoran.

Chinatown Heritage Centre berada di salah satu gedung tua tiga lantai, dimana didalamnya dipamerkan foto-foto dan benda-benda antik yang merupakan peninggalan sejarah masa silam dari daerah Chinatown.

Kami tidak menghabiskan waktu berlama-lama di tempat ini. Setelah mereka bertiga berfoto ria dan melihat sekilas di lantai 1 (untuk ke lantai 2 dan 3 nya harus bayar), kami melangkahkan kaki ke tujuan berikutnya yaitu Tintin Shop yang terletak tidak jauh dari Chinatown Heritage Centre.

Berada di Tintin Shop sungguh membangkitkan kenangan masa silam. Tintin merupakan salah satu komik yang saya sukai waktu saya masih lebih muda. Selain Tintin, komik favorit saya yang lain adalah Smurf, Lucky Luke, dan Steven Sterk.

Di Tintin Shop ini terdapat berbagai macam figurin Tintin beserta teman-temannya, dalam ukuran kecil sampai besar. Juga ada komik, kartun, dan merchandise Tintin lainnya seperti T-Shirt, mug, dan lain sebagainya. Untung harganya mahal-mahal. Seandainya harga-harganya terjangkau, saya bisa kalap dan memborong semua komik nya.

Setelah puas melihat-lihat dan menimang-nimang, plus foto-foto lagi tentunya, kami pun meninggalkan Tintin Shop dan menuju ke Sri Mariamman Temple yang lokasinya juga tidak jauh dari Chinatown.

Kuil ini merupakan kuil Hindu tertua di Singapura. Kuil Sri Mariamman ini memiliki ornamen-ornamen unik khas Hindu seperti patung sapi yang duduk di atas dinding luar nya, dan juga ukiran dewa-dewi Hindu yang buat saya kadang agak menyeramkan.

Untuk masuk ke kuil ini tidak dipungut biaya. Tetapi jika berminat untuk foto-foto diharuskan untuk membayar tiket di loket. Uchie yang membawa kamera keren dan juga Sakurablue dengan kamera saku nya jelas harus merogoh dompet masing-masing. Tapi menurut saya sih nggak rugi, obyek foto nya bagus-bagus.

Satu hal yang menjadi kekurangan kuil ini adalah tidak tersedianya penjelasan atau cerita mengenai ukiran atau patung-patung yang ada di dinding, atap dan langit-langit ruangan. Jadi saya cuma bisa menjanjikan ke para Angels untuk menanyakan ke teman kantor yang keturunan India.

Kami dan juga turis-turis lain berjalan-jalan dan berfoto-foto di halaman kuil, menikmati keindahan ukiran dan patung-patung yang ada. Sedangkan ruang utama yang terletak di tengah-tengah area kuil hanya dikhususkan bagi orang Hindu saja untuk sembahyang. Saat mengitari kuil, bulu kuduk saya beberapa kali berdiri. Entah kenapa.

Setelah puas melihat-lihat, dan berfoto juga dong, kamipun melangkah ke tujuan wisata selanjutnya, yaitu Buddha Tooth Relic and Museum. Kuil Buddha ini terletak sekitar 3 blok dari kuil Sri Mariamman. Kami tidak sempat masuk ke kuil Buddha ini karena hari sudah cukup larut. Kuil ini buka hingga jam 7 malam. Jadi Charlie’s Angels hanya berfoto-foto di depan kuil dan sekitarnya.

Puas berfoto ria, saya mengajak para Angels ke Chinatown Point. Di mall tersebut terdapat toko Doraemon. Entah kenapa kok tiba-tiba pembicaraan bisa mengarah ke Doraemon ya. Mungkin nanti Uchie bisa menyegarkan ingatan saya kembali.

Eniwe, kamipun tiba di toko Doraemon itu dan masuk untuk melihat-lihat. T-Shirt, mug, tas, dan berbagai macam produk yang bernuansa Doraemon ada disana. Tidak ketinggalan boneka nya dong. Untunglah saya bukan pecinta Doraemon, jadi saya masih cool. Seandainya itu adalah toko Garfield, mungkin reaksi saya akan berbeda.

Dari toko Doraemon, saya mengusulkan untuk mengunjungi Clarke Quay yang letaknya tidak jauh dari Chinatown. Bisa dengan berjalan kaki atau naik MRT, satu stasiun dari Chinatown MRT. Tempat ini sangat indah di waktu malam dimana restoran, bar dan pub yang ada di sepanjang tepi sungai seakan berubah menjadi deretan lampu warna-warni. Menebarkan nuansa romantis. Cocok buat yang pacaran. Tidak jauh dari tepi sungai itu juga terdapat kompleks bar dan tempat minum-minum semacam food court yang selalu ramai pengunjung.

Akhirnya para Angels kembali sibuk berfoto-foto dengan latar belakang suasana malam di Clarke Quay. Setelah itu kami menikmati pertunjukan ilusi dari seorang street performer, yang memainkan bola kristal dengan kedua tangannya sedemikian rupa seakan bola-bola kristal nya digantung menggunakan senar yang kasat mata. Selain ketrampilan yang mengagumkan, kemampuan untuk menghibur dan berinteraksi dengan penonton juga saya acungi jempol.

Puas menikmati pemandangan malam disana, kami memutuskan untuk pulang karena hari sudah cukup malam. Salah satu Angels, Haiqa mengusulkan untuk naik bis tingkat untuk kembali ke hostel. Kamipun menggunakan bis tingkat untuk kembali ke daerah Chinatown. Haiqa dan Sakurablue dengan semangat 45 segera naik ke tingkat 2 bis kota, sedangkan saya memilih di bawah karena males.

Setelah dua atau tiga halte bus, kami tiba di Chinatown dan berjalan pulang menuju hostel. Hari ini pastinya melelahkan tapi menyenangkan buat kami berempat. Saya tidak sabar untuk jalan-jalan lagi dengan para Angels keesokan harinya.

*Foto-foto dipinjem dari Uchie Kamenashi*

Also read...

Comments

  1. akhirnya, bacaan online saya terbit 😀
    Semangat bacanya nih…

    Klo tentang Doraemon itu, ada teman kami yg pecinta mati doraemon yang harusnya juga ikut berangkat, tp batal demi nonton konser di Jepang. Makanya kami berphoto di sana untuk membuat dia sirik hehehe…

    tanoshikatta neee….
    ditunggu part selanjutnya

    Reply
  2. Soyuuuuuuuuuuuuuuzzzz ^o^/

    brasa jd artis gw di-sebut2 dlm artikelmu inih… fu fu fu fu…..

    kapan2 main lagi yaaaaaaaaaa ^^

    Reply
  3. Hishashiburiiiiiiiii….
    Akhirnya bisa nulis lagi…. omedetou…

    Soyuz makasih ya udah dianterin keliling2 di Singapur….
    Jadi ga berasa bego disono.

    Dan sekarang gw dah kangen lagi aja pengen ketemu elu *biar elu makin geer* :p

    Reply
  4. @sakura: hahahahaha…kan emang artis dari kofu.

    @haiqa: makasi :d.

    Iya sama2. Senang jg bisa mengantar para Angels.

    Mari kita saling kangen2an lagi di singapura :p

    Reply

Leave a Reply to Sakura Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *